Kamis, 20 Januari 2011
LPI BUKAN KOMPETISI ILEGAL...?
Menpora, Andi Malarangeng sekali lagi mengimbau agar PSSI dan Liga Primer Indonesia (LPI) bertemu dan berdialog untuk menyelesaikan kontroversi atau polemik yang terjadi.
"Kita imbau PSSI dan LPI duduk bersama menyelesaikan persoalan," kata Menpora Andi Malarangeng pada raker dengan Komisi X di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu.
Andi Malarangeng mengatakan, pemerintah menganggap LPI legal karena memang ada ketentuan di dalam UU No. 3/2005 tentang Keolahragaan mengenai pembinaan dan pengembangan olahraga profesional. UU itu telah memiliki peraturan pemerintah dan peraturan menteri.
"Bahkan pengurus Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) sudah lama ada pengurusnya dan BOPI memiliki kewenangan yang luas tetapi kewenangan itu tidak pernah digunakan," katanya.
Andi mengemukakan, untuk menyelesaikan polemik antara PSSI dan LPI sebenarnya cukup diserahkan kepada BOPI dan pemerintah hanya mengimbau serta memfasilitasi. Menurut dia, sikap pemerintah yang mengakui LPI karena UU memang sudah mengatur mengenai hal itu.
"Kami imbau PSSI dan LPI duduk bersama. Selama ini keduanya belum pernah bertemu," katanya.
Dia mengatakan, LPI bisa menyelenggarakan kompetisi sepak bola karena BOPI memang mengizinkannya. "Polisi memberi izin berdasarkan adanya izin dari BOPI setelah sebelumnya mengkaji ketentuan UU-nya," kata Andi.
Dia mengatakan, BOPI memberi izin kepada LPI sesuai kewenangannya. Pada prinsipnya, pemerintah berdasarkan UU membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi mengembangkan dan membina olahraga.
"Jika sudah ada izin dari BOPI, tak masalah, bahwa belum diakui PSSI itu soal lain. Karena itu, LPI tidak ilegal, tetapi memang belum diakui PSSI," jelasnya.
Pemerintah mengimbau kontroversi itu segera dapat diselesaikan PSSI dan LPI. "PSSI dan LPI itu keduanya sama-sama anak bangsa. Pemerintah dalam masalah ini tidak berpihak, hanya memfasilitasi keduanya untuk duduk bersama," katanya.
ISL LANGGAR PERATURAN FIFA.....?
ISL LANGGAR PERATURAN FIFA
melanggar peraturan FIFA, ternyata, PSSI sendiri juga melakukan hal yang sama. Kompetisi resmi di bawah PSSI, Liga Super Indonesia, ternyata menyalahi aturan FIFA dalam penyelenggaraan pertandingannya.
"Menurut peraturan FIFA, dalam pertandingan utama federasi sepak bola suatu negara, klub-klub yang berkompetisi tidak boleh mendapat dana dari pemerintah. Karena itulah, dalam hal ini, LSI menyalahi aturan FIFA," ujar pengamat sepak bola, Yesayas Oktovianus, seperti dilansir dari Metrotvnews.
Pernyataan keras Yesayas, yang juga merupakan jurnalis kawakan ini, dilontarkan pada diskusi Save Our Soccer yang digelar LBH Jakarta, di Jakarta, Minggu (16/01).
Selain dari Yesayas, LSI juga mendapat 'rapor merah' dari IGK Manila. Menurut mantan manajer Timnas Indonesia ini, LSI merupakan liga plat merah dan tidak profesional. Pasalnya, 99% klub yang berkompetisi di LSI mendapat dana dari APBD. Manila menambahkan bahwa APBD tetap dibutuhkan sepak bola. Namun, penggunaannya, menurut IGK Manila lebih kepada pembinaan dan pembangunan infrastruktur.
"APBD itu untuk pembinaan usia dini dan pembangunan infrastruktur bukan membeli pemain," tegas Manila.
Sementara itu, menurut peneliti divisi korupsi politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan, yang hadir dalam diskusi itu, penggunaan APBD bagi klub sepak bola merupakan hal yang rawan dikorupsi dan dipolitisasi.
"APBD yang masuk ke sepak bola semata-mata dalam rangkaian membangun relasi politik dalam bidang sepak bola. Ini sangat strategis dalam ajang pembinaan basis untuk kepentingan politik. Salah satunya karena basis massanya yang besar," pungkas Abdullah. (met/den)
melanggar peraturan FIFA, ternyata, PSSI sendiri juga melakukan hal yang sama. Kompetisi resmi di bawah PSSI, Liga Super Indonesia, ternyata menyalahi aturan FIFA dalam penyelenggaraan pertandingannya.
"Menurut peraturan FIFA, dalam pertandingan utama federasi sepak bola suatu negara, klub-klub yang berkompetisi tidak boleh mendapat dana dari pemerintah. Karena itulah, dalam hal ini, LSI menyalahi aturan FIFA," ujar pengamat sepak bola, Yesayas Oktovianus, seperti dilansir dari Metrotvnews.
Pernyataan keras Yesayas, yang juga merupakan jurnalis kawakan ini, dilontarkan pada diskusi Save Our Soccer yang digelar LBH Jakarta, di Jakarta, Minggu (16/01).
Selain dari Yesayas, LSI juga mendapat 'rapor merah' dari IGK Manila. Menurut mantan manajer Timnas Indonesia ini, LSI merupakan liga plat merah dan tidak profesional. Pasalnya, 99% klub yang berkompetisi di LSI mendapat dana dari APBD. Manila menambahkan bahwa APBD tetap dibutuhkan sepak bola. Namun, penggunaannya, menurut IGK Manila lebih kepada pembinaan dan pembangunan infrastruktur.
"APBD itu untuk pembinaan usia dini dan pembangunan infrastruktur bukan membeli pemain," tegas Manila.
Sementara itu, menurut peneliti divisi korupsi politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan, yang hadir dalam diskusi itu, penggunaan APBD bagi klub sepak bola merupakan hal yang rawan dikorupsi dan dipolitisasi.
"APBD yang masuk ke sepak bola semata-mata dalam rangkaian membangun relasi politik dalam bidang sepak bola. Ini sangat strategis dalam ajang pembinaan basis untuk kepentingan politik. Salah satunya karena basis massanya yang besar," pungkas Abdullah. (met/den)
Duel Loco vs J-Lo
Dua bomber berdarah Amerika Latin, Cristian Gonzales milik Persib Bandung dan Julio Lopez yang memperkuat Persisam Putra Samarinda, hampir bisa dipastikan bakal menjadi pusat perhatian publik sepak bola nasional ketika kedua tim bertemu di Stadion Segiri Samarinda, Kamis (20/1).
Gonzales yang punya julukan "El Loco" (Si Gila) dan Lopez yang akrab disapa J-Lo diyakini bakal menjadi penentu tim pemenang dalam laga lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 ini.
Tak heran jika menjelang pertandingan ini, pelatih Persib, Daniel Roekito dan arsitek Persisam Putra, Hendri Susilo sudah mengingatkan para pemain belakangnya untuk mengawasi pergerakan Gonzales dan Lopez. Lengah sedikit, gawang mereka bisa bobol. "Pemain kunci Persisam adalah (Ronald) Fagundez dan Lopez. Karena itu, kita sangat mewaspadai keduanya," kata Daniel.
Daniel tidak salah. Pada musim ini, dua kemenangan yang sudah diraih Persisam Putra atas Arema Indonesia (skor 2-1) pada pertandingan perdana pada 29 September 2010 dan laga pamungkas melawan Sriwijaya FC (4-1), berkat kontribusi gol J-Lo. Selain tiga gol ke gawang Arema dan Sriwijaya FC, mantan striker Persib pada Liga Indonesia (LI) X/2004 ini sebenarnya punya koleksi dua gol lain ke gawang Persema Malang dan PSM Makassar. Namun karena kedua tim mundur dari LSI, hasil pertandingan keduanya dihapuskan.
Publik menunggu adu tajam antara Gonzales dan Lopez lantaran keduanya merupakan striker papan atas sejak era LI. Sejak merumput di Indonesia pada tahun 2003, Gonzales sudah mencetak 192 gol di LI, LSI, dan Copa Indonesia.
Sedangkan koleksi gol J-Lo sudah berada di angka 77, meski sempat tidak bermain di Indonesia pada LI XI/2005 dan LI XII/2006. Sejak era LSI, Gonzales dan Lopez pun ada dalam daftar 10 pencetak gol tersubur. El Loco berada di peringkat dua dengan koleksi gol 49, sedangkan J-Lo ada di posisi lima dengan catatan 33 gol.
Dua bomber berdarah Amerika Latin, Cristian Gonzales milik Persib Bandung dan Julio Lopez yang memperkuat Persisam Putra Samarinda, hampir bisa dipastikan bakal menjadi pusat perhatian publik sepak bola nasional ketika kedua tim bertemu di Stadion Segiri Samarinda, Kamis (20/1).
Gonzales yang punya julukan "El Loco" (Si Gila) dan Lopez yang akrab disapa J-Lo diyakini bakal menjadi penentu tim pemenang dalam laga lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 ini.
Tak heran jika menjelang pertandingan ini, pelatih Persib, Daniel Roekito dan arsitek Persisam Putra, Hendri Susilo sudah mengingatkan para pemain belakangnya untuk mengawasi pergerakan Gonzales dan Lopez. Lengah sedikit, gawang mereka bisa bobol. "Pemain kunci Persisam adalah (Ronald) Fagundez dan Lopez. Karena itu, kita sangat mewaspadai keduanya," kata Daniel.
Daniel tidak salah. Pada musim ini, dua kemenangan yang sudah diraih Persisam Putra atas Arema Indonesia (skor 2-1) pada pertandingan perdana pada 29 September 2010 dan laga pamungkas melawan Sriwijaya FC (4-1), berkat kontribusi gol J-Lo. Selain tiga gol ke gawang Arema dan Sriwijaya FC, mantan striker Persib pada Liga Indonesia (LI) X/2004 ini sebenarnya punya koleksi dua gol lain ke gawang Persema Malang dan PSM Makassar. Namun karena kedua tim mundur dari LSI, hasil pertandingan keduanya dihapuskan.
Publik menunggu adu tajam antara Gonzales dan Lopez lantaran keduanya merupakan striker papan atas sejak era LI. Sejak merumput di Indonesia pada tahun 2003, Gonzales sudah mencetak 192 gol di LI, LSI, dan Copa Indonesia.
Sedangkan koleksi gol J-Lo sudah berada di angka 77, meski sempat tidak bermain di Indonesia pada LI XI/2005 dan LI XII/2006. Sejak era LSI, Gonzales dan Lopez pun ada dalam daftar 10 pencetak gol tersubur. El Loco berada di peringkat dua dengan koleksi gol 49, sedangkan J-Lo ada di posisi lima dengan catatan 33 gol.
Langganan:
Postingan (Atom)